Sekilas Tentang Ikan Makarel Beku
Pangan merupakan hal yang
sangat penting dan bersifat esensial untuk kehidupan manusia, bukan hanya
kandungan nutrisi saja yang harus disoroti tetapi pengolahan yang baik dan
tepat pun harus menjadi kegiatan utama guna menghasilkan produk yang tahan lama
dan disukai oleh konsumen. Bahan pangan di dunia sangat bervariasi dan sangat
lengkap serta bisa didapatkan dari beberapa sumber terutama dari sektor
kelautan.
Salah satu sumber daya alam
(SDA) yang banyak dihasilkan dari sektor kelautan adalah hasil perikanan, ikan
yang diolah dengan baik dan profesional akan menghasilkan keuntungan finansial
bagi masyarakat bahkan negara, untuk itu perlu penanganan khusus pengolahan
ikan menjadi suatu produk tertentu, apalagi ikan merupakan bahan pangan yang
sifatnya sangat gampang rusak dan busuk (Perishable).
Ikan adalah komoditas hasil
laut yang banyak diminati masyarakat dunia terutama di Indonesia dikarenakan
kandungan gizi yang sangat tinggi dan rasanya yang gurih. Salah satu ikan yang
sangat terkenal didunia adalah ikan makarel (Mackarel), bukan hanya di Indonesia, bahkan di benua Asia seperti
jepang, Taiwan, Korea serta negara di Benua Eropa dan Amerika seperti Norwegia,
German, Prancis, Amerika Serikat dan lain- lain.
Makarel merupakan sebutan
bagi sekelompok ikan laut yang terdiri dari beberapa marga anggota family Scombridae. Ikan makarel umumnya hidup
di laut lepas, meskipun beberapa jenisnya juga bisa didapati di perairan teluk
yang tak jauh dari pantai. Jenis- jenis ikan ini tersebar di pelbagai lautan
tropis dan ugahari (Wikipedia, 2017).
Sebagai salah satu ikan yang
popular di dunia, ikan ini sangat diminati karena manfaat dan kaya akan
kandungan gizi nya, sebagai contoh kandungan nutrisi yang sangat penting
didalam ikan ini adalah asam lemak omega- 3 atau asam linoleat, menurut
penelitian, ikan makarel mengandung sekitar 2,2 gram asam lemak omega-3 dalam
porsi 3 ons makarel, selain itu ikan ini memiliki kandungan protein yang sangat
tinggi dengan besar 18 gram per 100 gram ikan makarel. Bahkan ikan makarel juga
banyak mengandung vitamin seperti vitamin B3 (Niacin) dan vitamin B12 (Cobalamin)
yang sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia.
Dari banyaknya kandungan
nutrisi yang terdapat didalam ikan makarel, tidak menutup kemungkinan akan
menarik perhatian mikroorganisme perusak dan pembusuk, hal ini seperti yang
disebutkan pada beberapa literasi bahwa mikroorganisme sangat menyukai bahan
pangan yang kaya akan sumber protein. Selain itu kandungan lemak yang sangat tinggi
akan menyebabkan proses oksidasi yang sangat cepat dan menyebabkan ikan makarel
mengalami ketengikan.
Untuk mempertahankan
kesegaran dan mutu ikan sebaik dan selama mungkin, maka harus dilakukan
pengolahan dan pengawetan ikan. Pengolahan dan pengawetan ikan bertujuan untuk
menghambat atau menghentikan kegiatan zat- zat dan mikroorganisme yang dapat
menimbulkan pembusukan (Kemunduran mutu) dan kerusakan (Moeljanti, 1992).
Salah satu penanganan bahan
pangan hasil perikanan yang sangat populer dan sangat efektif adalah pembekuan
ikan. Pembekuan merupakan suatu cara pengawetan bahan pangan dengan cara
membekukan bahan pada suhu di bawah titik beku pangan tersebut. Dengan
membekunya sebagian kandungan air bahan atau dengan terbentuknya es
(ketersediaan air menurun), maka kegiatan enzim dan jasad renik dapat dihambat
atau dihentikan sehingga dapat mempertahankan mutu bahan pangan.
Pembekuan dapat
mempertahankan rasa dan nilai gizi bahan pangan yang lebih baik daripada metode
lain, karena pengawetan dengan suhu rendah (pembekuan) dapat menghambat
aktivitas mikroba, mencegah terjadinya reaksi- reaksi kimia dan menghambat
aktivitas enzim yang dapat merusak kandungan gizi bahan pangan. Walaupun
pembekuan dapat mereduksi jumlah mikroba yang sangat nyata tetapi tidak dapat
mensterilkan makanan dari mikroba (Frazier,
1977).
Menurut Tambunan (1999),
pembekuan berarti pemindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan
fase dari air ke padat, dan merupakan salah satu proses pengawetan yang umum
dilakukan untuk penanganan bahan pangan. Pada proses pembekuan, penurunan suhu
akan menurunkan aktivitas mikroorganisme dan sistem enzim, sehingga mencegah
bahan pangan. Selain itu kristalisasi air akibat pembekuan akan mengurangi
kadar air bahan dalam fase cair didalam bahan pangan tersebut sehingga
menghambat pertumbuhan mikroba atau aktivitas sekunder enzim.
Dari beberapa teori tentang
pengawetan bahan pangan yang sudah dijelaskan diatas, maka pembekuan merupakan
cara yang efektif untuk menghambat kerusakan pada bahan pangan yang disebabkan
oleh beberapa faktor seperti faktor kimia, fisik, ataupun mikrobiologi,
sehingga bahan pangan yang baik dan tahan lama pun akan didapatkan. #M.si
Komentar
Posting Komentar